Sejarah Hari Bumi: Dari Aksi Jalanan ke Gerakan Global

 


LAPAK VIRAL - Sejarah Hari Bumi: Dari Aksi Jalanan hingga Gerakan Global untuk Selamatkan Planet.

Setiap tanggal 22 April, dunia serentak memperingati sesuatu yang sebenarnya sangat penting—Hari Bumi Sedunia. Tapi ini bukan cuma perayaan yang sekadar lewat di kalender. Lebih dari itu, Hari Bumi adalah ajakan terbuka buat kita semua untuk benar-benar peduli dan mulai bergerak demi masa depan planet ini.

Masalah lingkungan udah makin nyata. Mulai dari perubahan iklim, polusi plastik, sampai makin berkurangnya keanekaragaman hayati. Salah satu isu yang paling mencolok? Yup, plastik sekali pakai. Benda praktis yang sering kita anggap sepele ini ternyata punya dampak jangka panjang—mulai dari mencemari laut, tanah, sampai merusak kualitas udara yang kita hirup tiap hari.

Nah, daripada cuma ngomel soal kondisi bumi yang makin parah, momen Hari Bumi ini seharusnya jadi waktu yang pas buat kita ambil tindakan nyata. Mulai dari hal-hal kecil seperti bawa tas belanja sendiri, kurangi pemakaian plastik, sampai dukung energi ramah lingkungan.

Awal Mula dan Sejarah Hari Bumi

Balik ke tahun 1970, seorang senator asal Amerika Serikat bernama Gaylord Nelson jadi sosok yang pertama kali punya ide buat bikin peringatan ini. Bareng aktivis muda Denis Hayes, mereka mulai gerakan lingkungan yang terinspirasi dari semangat protes mahasiswa di era 60-an.

BACA JUGA: WASPADA! 9 Produk Halal Mengandung Babi: BPJPH dan BPOM Sedang Menyelidiki

Waktu itu, polusi udah jadi isu besar. Udara kotor, air tercemar limbah industri—tapi sayangnya belum banyak yang peduli. Lewat kampanye besar-besaran pada 22 April 1970, sekitar 20 juta orang turun ke jalan di seluruh Amerika, menyerukan pentingnya menjaga bumi. Momen ini akhirnya jadi tonggak lahirnya sejarah Hari Bumi, yang terus bergema sampai sekarang.

Hari Bumi 2025: “Our Power, Our Planet”

Tahun ini, Hari Bumi mengusung tema “Our Power, Our Planet” alias “Kekuatan Kita, Planet Kita”. Pesan utamanya? Semua orang punya peran. Sekecil apa pun aksi kita—entah menanam pohon, memilah sampah, atau edukasi ke anak-anak—semua itu bisa berkontribusi pada perubahan global.

Fokus tahun ini ada pada pengurangan emisi karbon, energi terbarukan, dan pengelolaan sampah beracun. Aktivitas kampanye digelar dari tingkat lokal sampai internasional, dari sekolah-sekolah sampai perusahaan besar.

Saatnya Bergerak, Bukan Sekadar Mengingat

Kalau kamu berpikir, “Ah, aku kan cuma satu orang, mana bisa ngubah dunia?”—tenang, kamu gak sendirian. Tapi justru karena semua orang berpikir seperti itu, bumi kita makin sekarat.

BACA JUGA: Paus Fransiskus Meninggal Dunia, Ini Penyebabnya!

Hari Bumi bukan cuma soal peringatan, tapi soal komitmen jangka panjang. Mulailah dari diri sendiri. Kurangi plastik, lebih hemat listrik, dukung produk ramah lingkungan, dan ajak orang-orang terdekat buat ikut peduli.

Karena pada akhirnya, bumi ini bukan warisan dari orang tua kita—tapi pinjaman dari anak cucu kita. Yuk, jaga bareng-bareng.

Post a Comment

Previous Post Next Post